Feeds:
Pos
Komentar

Men’s Logic

A man and his wife were in a court for their divorce case.The Problem was who should get custody of the child.

The wife screamed and jumped up and said: “Your Honor. I brought The child into the world with all the pain and labor.

The child Should be in my custody.”

The judge turned to the husband and said: “What do you have to Say in your defense?”

The man sat for a while contemplating. ..then slowly rose. “Your Honor… If I put a dollar in a Pepsi Vending Machine and a Pepsi Comes out…

Whose Pepsi is it… The machine’s or mine?”

Dari tempat dudukku aku asik memperhatikan seorang pria berumur sekitar 50-an dengan perawakan sedang, setelan jas rapih serta memakai kacamata kecil tanpa frame. Dia terlihat aktif berbicara diantara orang2 lain di sekitarnya yang tampak serius mendengarkan setiap perkataannya. Hal ini membuat aku penasaran dan memposisikan diri agar bisa lebih jelas mendengarkan topic pembicaraan mereka. Sambil menyeruput secangkir cappucino, aku terus memperhatikan sampai aku menyadari bahwa itu ádalah Mario Teguh, salah satu motivator papan atas sekelas Hermawan Kartajaya untuk enterpreneurship ataupun Dr. Boyke DN untuk masalah sex.

Topik yang mereka bicarakan sebenarnya cukup simple dan hampir bisa dikatakan ádalah kejadian seharí-hari di sekitar kita. Namun cara penyampaiannya yang aku pikir agak luar biasa karena bisa mengangkat setiap detil yang mungkin tidak terlintas dalam pikiran kita.

Dari beberapa topik yang dibahas, yang cukup menarik adalah ketika dia mengatakan dengan lantang bahwa “Pemimpin yang terus membicarakan efisiensi adalah orang yang tidak laku!!!” mulai hemat sana-sini, matikan lampu ini, matikan AC itu dan lain-lain.. penghematan kecil yang seolah-olah membawa keuntungan besar…

Terus terang aku kaget mendengar statement ini dan membuat aku makin tertarik untuk terus menyimak percakapan mereka, (dan aku yakin mereka tidak terusik dengan caraku, ha ha ha).

Dalam dunia bisnis, yang harus terus di pacu adalah penjualan dan keuntungan, tidak perduli mau boros atau tidak, selama penjualan dan keuntungan bagus, maka itu bukan masalah. Curahkan pikiran untuk selling dan profit, jangan membuang banyak energi untuk membahas sekedar hal-hal “picisan” yang tidak membawa momentum besar bagi perusahaan.

Alunan lagu “for once in my life” by Michael Buble terus mengalun, aku habiskan tegukan terakhir cappucino-ku dan aku mulai tersenyum sendiri. Aku yakin andapun akan mulai tersenyum setelah membaca post ini.

Arti Seorang Sahabat

Kenapa disaat terjatuh kita ingin seseorang memeluk kita atau sekedar menemani kita?
Mengapa juga ketika disakiti kita inginkan seseorang untuk tempat kita mengadu?

Mungkin kita akan menjadi sakit kembali ketika melihat atau mendengar seseorang yang kebetulan mirip dan dekat dengan orang yang pernah melukai kita.
Adakalanya dengan ketakutan dan kebingungan kita memutuskan tidak akan pernah percaya dan mencintai siapapun lagi Kitapun merasakan senang jika ada seseorang yang selalu disisi kita saat sedih maupun saat senang.

Seseorang yang selalu membantu kita tanpa mengharap apapun selain senyuman kita Yang mengerti, yang memahami dan menerima kita apa adanya.

Beberapa dari kita menyebutnya sahabat perjalanan hidup…
Sebagian lebih sederhana mengatakan teman seperjuangan…
Bagi yang romantis menyatakan kekasih hati…
Teruntuk yang telah menikah mengakui bahwa Tuhan menciptakannya agar kita tidak merasa kesepian…
Sejauh mana beda dari semua itu?

Kenapa bersahabat?
Benarkah hidup terlalu keras untuk dijalani seorang diri?
Atau karena kita ingin menumpahkan rasa sayang dan cinta yang ada dalam hati?
Mungkinkah karena kita memiliki sesuatu yang sejalan hingga kita menyamakan orang lain dengan apa yang kita rasakan?

Sungguh! Betapa sulit mencari sahabat diwaktu kita tengah kesusahan
Dan benarlah betapa mudah mengajak seseorang untuk bergabung dalam kegembiraan kita

Memang….kita semua begitu tidak menyukai penderitaan, meski kita tahu tidaklah mungkin bisa lepas darinya…
Meski kita semua tahu hidup hanyalah ritme bergantian antara kesedihan dan kesenangan…
Walau kita sadar kebahagiaan hanya milik orang-orang yang pernah menderita dahulu
Dan tiap orang pastilah punya arti sendiri dalam memaknai penderitaan dan kebahagiaan

Siapa yang kau anggap sahabat?
Apakah seseorang yang tiada pernah menyakitimu?
Mungkinkah seseorang yang tidak akan pernah meninggalkanmu?
Betulkah seseorang yang kamu memutuskan untuk mempercayainya?
Atau seseorang yang tidak pernah mengatakan kebaikannya padamu?

Seumpama kita bisa mendengar hati orang lain dan memang benar mau mendengar?
Tak pernah ada yang mempunyai cita-cita untuk jadi orang jahat dan hidup tidak berbahagia…
Seandainya kita bisa melihat dan memang benar mau melihat?
Ketika seseorang tengah tertidur pulas Kita akan bisa untuk lebih berfikir beberapa kali sebelum berani sekedar berprangsangka keji apalagi untuk menyakitinya..
Tetapi kenapa itu terkadang terpaksa harus?

Disaat kita tiba-tiba merasa peduli dengan seseorang, kita seolah bisa merasakan apa yang sedang menjadi bebannya dan kita ingin meringankannya…
Namun terkadang kita sangat acuh kepada seseorang yang benar-benar membutuhkan kita

Apa yang kita cari?
Untuk siapa dan untuk apa kita di ciptakan didunia ini?
Apa beda kita dengan orang lain?

Sedalam kelemahan kita harusnya kita lebih sering berkata “maaf” dibanding “aku” jika kita memang manganggapnya sahabat…
Setinggi keinginan kita harusnya kita lebih berbahagia berkata “aku tidak mau merepotkanmu” dibanding “mengertilah diriku” jika kita telah mengerti bahwa dia sahabat kita…

Membayangkan kita berbahagia sendiri sedang sahabat-sahabat kita kesusahan haruskah kita makan dan tidur dengan tenang?
Mungkin lebih baik semua sahabat telah berbahagia dan kita turut berbahagia meski itu harus berbohong demi perasaan itu…
Karena surga masih terlalu luas untuk semua ini, kenapa tidak berbagi?

Bertahanlah, karena sahabatmu adalah semua yang pernah hadir dalam hatimu…
Berterimakasihlah, sahabatmu adalah semua yang telah membentukmu hingga kamu menjadi
seperti sekarang ini…
Bersiaplah, karena kamu akan masih kehilangan banyak sahabat untuk menemukan sahabat-sahabat baru sepanjang perjalannan hidupmu…

Ephesians 4:29(NIV)

Do not let any unwholesome talk come out of your mouths, but only what is helpful for building others up according to their needs, that it may benefit those who listen.

Sometimes

sometimes,
God breaks our spirit to save our
soul…

sometimes,
He breaks our heart to make us whole…

sometimes,
God sends us pain so we can be
stronger…

sometimes,
He sends us failure so we can be
humble…

sometimes,
God sends us illnesses so that we take
better care of ourselves…

sometimes,
He takes everything away from us so we
can learn the “value” of everything He
gave us..

KEMATIAN

PENJELASAN YANG MENYENANGKAN!!!

Seorang pasien berpaling menghadap dokternya, selagi dokter itu bersiap untuk pergi,
“Dokter, Aku takut mati. Ceritakan apa yang ada disebelah sana ”

Dengan lembut, dokter itu berkata, “Saya tidak tahu.”
“Anda tidak tahu? Anda, seorang Kristen, tidak tahu apa yang ada disebelah sana ?”

Dokter itu sedang memegang gagang pintu kamar disebelah sana terdengar suara garukan dan keluhan,
begitu pintu itu dibukanya, seekor anjing menerobos masuk dan lompat kearahnya dengan antusias dan senang sekali.

Menoleh kearah sang pasien, dokter berkata, “Anda lihat anjing saya? ia belum pernah masuk ruangan ini sebelumnya
ia tidak tahu ada apa didalamnya. Ia tidak tahu apa-apa, kecuali bahwa tuannya ada didalam, dan ketika pintu dibuka, ia langsung masuk tanpa takut. Saya hanya tau sedikit tentang ada apa di sebelah kematian tapi saya tahu benar tentang satu hal… saya tahu Tuhan saya ada disana dan itu cukup.”

yesus-1.jpg

Kiranya ada damai sejahtera besertamu hari ini.
Kiranya anda percaya Tuhan tahu dimana anda akan berada.
Saya percaya bahwa teman2 adalah malaikat-malaikat pendiam yang selalu
menjaga kita agar tidak jatuh
ketika sayap-sayap kita kesulitan mengingat bagaimana terbang.

yesus-2.jpg

BALOK DAN SELUMBAR

Orang-orang pada umumnya lebih suka membicarakan kejelekan sesamanya daripada kebalikkannya. Jarang ada orang yang membeberkan kebaikan dan hal-hal yang positif dari seseorang ketika bercerita tentang orang tersebut. Karena itu jika anda lebih suka membicarakan hal-hal positif dari orang lain, anda adalah pengecualian. Ini berarti anda adalah orang yang positif, berjiwa besar, dan dewasa (ha ha,,, anda bisa sedikit berbangga hati tentunya). Ini adalah sikap yang seharusnya. Sedangkan orang yang suka membicarakan kejelekan orang lain, sesungguhnya menderita sedikit “kelainan jiwa; yaitu: senang kalau lihat orang susah tapi susah kalau lihat orang senang.Padahal orang yang mempunyai tabiat sering dan suka membicarakan kejelekan orang lain sebetulnya sedang memamerkan jati dirinya secara langsung dan terbuka kepada orang-orang yang mendengarkannya; ia sedang menelanjangi kebobrokannya sendiri. Ini berarti pada saat ia sedang membicarakan kejelekan orang lain, pada saat yang bersamaan orang-orang (yang jeli) akan mengerti siapa dia (biang gosip kah atau biang kerok?). Akan tetapi karena mungkin kebanyakan orang lebih suka mendengarkan hal-hal yang buruk dari sesamanya, maka mereka tidak bisa melihat jati diri orang itu. Walhasil orang yang menceritakan orang lain malah dianggap membawa berita baik.

Didalam kondisi masyarakat yang lebih cenderung membicarakan kejelekkan sesamanya, sekarang renungkan dan jawablah pertanyaan berikut ini dengan jujur! Anda lebih suka “mendengarkan” berita tentang keberhasilan seseorang atau kegagalan orang itu?

Jika anda lebih suka mendengarkan berita baik dari seseorang dan tidak menyukai yang sebaliknya, maka itu adalah salah satu indikasi bahwa anda sudah cukup dewasa. Tapi rasa-rasanya sih, kebanyakan orang di antara kita akan jauh lebih suka mendengarkan berita buruk dari orang lain. Ada curiosity (rasa ingin tahu yang besar) begitu kita mendapatkan selentingan tentang: kegagalan, keburukan, konflik, gosip dan kasus yang dihadapi oleh seseorang. Kita akan langsung siapkan konsentrasi untuk menyimak berita itu, bertanya, mendiskusikan dan bahkan ada pula yang kemudian menyebarluaskannya. Sikap aneh dari diri kita itu akan lebih mencolok lagi manakala tokoh utama yang diceritakan adalah orang yang tidak kita senangi.

Sebaliknya mendengarkan keberhasilan, keunggulan dan kemenangan seseorang terasa mencekik jalan nafas; menyesakkan dada dan menusuk-nusuk hati. Lebih-lebih jika orang itu adalah saingan kita yang secara akademis, umur, pengalaman, tampang dan modal jauh berada di bawah kita.

Sikap yang tidak suka mendengarkan keberhasilan orang lain sebetulnya adalah sebuah parameter tentang ketidaklapangan hati kita dan juga adanya kemungkinan penyakit iri hati.
Seperti ada yang tertulis di buku Kudus: “Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa” (Ykb 4:2)

Dengan demikian, pada dasarnya orang yang suka mendengarkan keburukan orang lain adalah sama bobroknya dengan orang yang suka menyebarkan keburukan orang lain.

Sesungguhnya mendengarkan hal-hal yang negative dari orang lain, berarti memasukkan “sampah” di dalam diri kita. Semakin banyak “sampah” yang kita terima, maka kita akan semakin antipati pada orang yang sedang dibicarakan. Dan pada sisi lain, kita akan semakin terbiasa untuk berpikir secara negative. Jadi pada hakekatnya, ketika seseorang memberitahukan keburukan orang lain pada kita, sebetulnya ia sedang melakukan hal yang merugikan kita. Tapi berapa banyak orang yang menyadari akan hal itu? Saya selalu mengingat “kalimat emas” yang terus menjadi pegangan dalam melakukan sesuatu : “segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.

Apa yang bisa kita lakukan ketika mendengar seseorang menceritakan keburukan orang lain? Ada beberapa pilihan: Pilihan pertama, alihkan topic pembicaraan. Pilihan kedua, meminta orang itu untuk menyampaikan hala-hal yang positif dari orang yang sedang kita bicarakan. Pilihan ketiga, rangsang orang itu agar menyadari jati dirinya. Pilhan keempat, tinggalkan temapt tersebut sebelum anda dirugikan lebih lanjut.

Sebagai penutup saya ingin anda mengetahui suatu hal yang indah dan mungkin bisa menjadi inspirasi bagi kehidupan anda dan saya di masa kedepan. “Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu?

Biarlah ini menjadi pertanyaan bagi setiap kita dan menjadi bahan untuk melakukan koreksi diri dan cermin untuk terus menyatakan dan memperlihatkan siapa kita bagi sesama terutama dihadapan Tuhan. Kita mungkin bisa banyak menipu diri sendiri dan orang lain tapi ada mata yang terus mengawasi dan tidak pernah terlelap tidur ataupun buta untuk melihat setiap perbuatan kita. Marilah kita-saya dan anda untuk selalu belajar menjadi pribadi yang semakin hari semakin baik untuk kehidupan yang lebih baik.

God Bless Us

“B”

RAHASIA SI UNTUNG

RAHASIA SI UNTUNG

 Anda pasti kenal tokoh si Untung di komik Donal Bebek. Berlawanan dengan Donal yang selalu sial. Si Untung ini dikisahkan untung terus. Ada saja keberuntungan yang selalu menghampiri tokoh bebek yang di Amerika bernama asli Gladstone ini. Betapa enaknya hidup si Untung. Pemalas, tidak pernah bekerja, tapi selalu lebih untung dari Donal. Jika Untung dan Donal berjalan bersama, yang tiba-tiba menemukan sekeping uang dijalan, pastilah itu si Untung. Jika Anda juga ingin selalu beruntung seperti si Untung, dont worry, ternyata beruntung itu ada ilmunya.Professor Richard Wiseman dari University of Hertfordshire Inggris, mencoba meneliti hal-hal yang membedakan orang2 beruntung dengan yang sial. Wiseman merekrut sekelompok orang yang merasa hidupnya selalu untung, dan sekelompok lain yang hidupnya selalu sial. Memang kesan nya seperti main-main, bagaimana mungkin keberuntungan bisa diteliti. Namun ternyata memang orang yang beruntung bertindak berbeda dengan mereka yang sial. Misalnya, dalam salah satu penelitian the Luck Project ini, Wiseman memberikan tugas untuk menghitung berapa jumlah foto dalam koran yang dibagikan kepada dua kelompok tadi. Orang2 dari kelompok sial memerlukan waktu rata-rata 2 menit untuk menyelesaikan tugas ini. Sementara mereka dari kelompok si Untung hanya perlu beberapa detik saja! Lho kok bisa? Ya, karena sebelumnya pada halaman ke dua Wiseman telah meletakkan tulisan yang tidak kecil berbunyi “berhenti menghitung sekarang! ada 43 gambar di koran ini”. Kelompok sial melewatkan tulisan ini ketika asyik menghitung gambar. Bahkan, lebih iseng lagi, di tengah2 koran, Wiseman menaruh pesan lain yang bunyinya: “berhenti menghitung sekarang dan bilang ke peneliti Anda menemukan ini, dan menangkan $250!” Lagi-lagi kelompok sial melewatkan pesan tadi! Memang benar2 sial.

Singkatnya, dari penelitian yang diklaimnya “scientific” ini, Wiseman menemukan 4 faktor yang membedakan mereka yang beruntung dari yang sial:

 1. Sikap terhadap peluang.

Orang beruntung ternyata memang lebih terbuka terhadap peluang. Mereka lebih peka terhadap adanya peluang, pandai menciptakan peluang, dan bertindak ketika peluang datang. Bagaimana hal ini dimungkinkan? Ternyata orang-orang yg beruntung memiliki sikap yang lebih rileks dan terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru. Mereka lebih terbuka terhadap interaksi dengan orang-orang yang baru dikenal, dan menciptakan jaringan-jaringan sosial baru. Orang yang sial lebih tegang sehingga tertutup terhadap kemungkinan- kemungkinan baru. Sebagai contoh, ketika Barnett Helzberg seorang pemilik toko permata di New York hendak menjual toko permata nya, tanpa disengaja sewaktu berjalan di depan Plaza Hotel, dia mendengar seorang wanita memanggil pria di sebelahnya: “Mr. Buffet!” Hanya kejadian sekilas yang mungkin akan dilewatkan kebanyakan orang yang kurang beruntung. Tapi Helzber berpikir lain. Ia berpikir jika pria di sebelahnya ternyata adalah Warren Buffet, salah seorang investor terbesar di Amerika, maka dia berpeluang menawarkan jaringan toko permata nya. Maka Helzberg segera menyapa pria di sebelahnya, dan betul ternyata dia adalah Warren Buffet. Perkenalan pun terjadi dan Helzberg yang sebelumnya sama sekali tidak mengenal Warren Buffet, berhasil menawarkan bisnisnya secara langsung kepada Buffet, face to face. Setahun kemudian Buffet setuju membeli jaringan toko permata milik Helzberg. Betul-betul beruntung.

 2. Menggunakan intuisi dalam membuat keputusan.

Orang yang beruntung ternyata lebih mengandalkan intuisi daripada logika. Keputusan-keputusan penting yang dilakukan oleh orang beruntung ternyata sebagian besar dilakukan atas dasar bisikan “hati nurani” (intuisi) daripada hasil otak-atik angka yang canggih. Angka-angka akan sangat membantu, tapi final decision umumnya dari “gut feeling”. Yang barangkali sulit bagi orang yang sial adalah, bisikan hati nurani tadi akan sulit kita dengar jika otak kita pusing dengan penalaran yang tak berkesudahan. Makanya orang beruntung umumnya memiliki metoda untuk mempertajam intuisi mereka, misalnya melalui meditasi yang teratur. Pada kondisi mental yang tenang, dan pikiran yang jernih, intuisi akan lebih mudah diakses. Dan makin sering digunakan, intuisi kita juga akan semakin tajam. Banyak teman saya yang bertanya, “mendengarkan intuisi” itu bagaimana? Apakah tiba2 ada suara yang terdengar menyuruh kita melakukan sesuatu? Wah, kalau pengalaman saya tidak seperti itu. Malah kalau tiba2 mendengar suara yg tidak ketahuan sumbernya, bisa2 saya jatuh pingsan. Karena ini subtektif, mungkin saja ada orang yang beneran denger suara. Tapi kalau pengalaman saya, sesungguhnya intuisi itu sering muncul dalam berbagai bentuk, misalnya:

 

– Isyarat dari badan. Anda pasti sering mengalami. “Gue kok tiba2 deg-deg an ya, mau dapet rejeki kali”, semacam itu. Badan kita sesungguhnya sering memberi isyarat2 tertentu yang harus Anda maknakan. Misalnya Anda kok tiba2 meriang kalau mau dapet deal gede, ya diwaspadai saja kalau tiba2 meriang lagi.

 

– Isyarat dari perasaan. Tiba-tiba saja Anda merasakan sesuatu yang lain ketika sedang melihat atau melakukan sesuatu. Ini yang pernah saya alami. Contohnya, waktu saya masih kuliah, saya suka merasa tiba-tiba excited setiap kali melintasi kantor perusahaan tertentu. Beberapa tahun kemudian saya ternyata bekerja di kantor tersebut. Ini masih terjadi untuk beberapa hal lain.

 

– Isyarat dari luar. “Follow the omen” demikian kalau kata Paulo Coelho di buku the Alchemist. Baca “isyarat2” dari luar yang datang pada Anda. Saya juga beberapa kali mengalami. Misalnya pernah saja tiba2 di TV saya kok merasa sering melihat iklan suatu perusahaan tertentu, kemudian ketemu teman kok membicarakan perusahaan itu lagi, di jalan melihat iklan perusahaan tadi. Belakangan perusahaan tadi ternyata menjadi klien saya. Jadi kalau akhir2 ini Anda sering berpapasan dengan Mercedez S Class dua pintu, barangkali itu suatu pertanda.

 3. Selalu berharap kebaikan akan datang.

Orang yang beruntung ternyata selalu ge-er terhadap kehidupan. Selalu berprasangka baik bahwa kebaikan akan datang kepadanya. Dengan sikap mental yang demikian, mereka lebih tahan terhadap ujian yang menimpa mereka, dan akan lebih positif dalam berinteraksi dengan orang lain. Coba saja Anda lakukan tes sendiri secara sederhana, tanya orang sukses yang Anda kenal, bagaimana prospek bisnis kedepan. Pasti mereka akan menceritakan optimisme dan harapan.

 4. Mengubah hal yang buruk menjadi baik.

Orang-orang beruntung sangat pandai menghadapi situasi buruk dan merubahnya menjadi kebaikan. Bagi mereka setiap situasi selalu ada sisi baiknya. Dalam salah satu tes nya Prof Wiseman meminta peserta untuk membayangkan sedang pergi ke bank dan tiba-tiba bank tersebut diserbu kawanan perampok bersenjata. Dan peserta diminta mengutarakan reaksi mereka. Reaksi orang dari kelompok sial umunya adalah: “wah sial bener ada di tengah2 perampokan begitu”. Sementara reaksi orang beruntung, misalnya adalah: “untung saya ada disana, saya bisa menuliskan pengalaman saya untuk media dan dapet duit”. Apapun situasinya orang yg beruntung pokoknya untung terus. Mereka dengan cepat mampu beradaptasi dengan situasi buruk dan merubahnya menjadi keberuntungan.

 Sekolah Keberuntungan.Bagi mereka yang kurang beruntung, Prof Wiseman bahkan membuka Luck School. Saya yakin Anda semua sudah beruntung dan tidak perlu bersekolah di Luck School. Tapi ada baiknya mengintip sedikit, latihan2 apa yang diberikan di Luck School. Salah satu yang menonjol dari orang sial adalah betapa mereka sering mengabaikan hal-hal yang positif di sekitar mereka. Misalnya salah satu pasien Prof Wiseman, adalah seorang wanita single parent, yang sangat sial. Ketika diminta menceritakan hidupnya akan segera nyerocos menceritakan setiap detil kesialannya. Betapa sulitnya memperoleh pasangan, sudah ketemu pria yang cocok tapi si pria jatuh dari motor, di lain kesempatan si pria jatuh dan patah hidungnya, sudah hampir menikah, gereja nya terbakar, dan sebagainya. Pokoknya benar2 sial. Padahal, dalam setiap interview, si wanita datang membawa 2 orang anak yang sangat lucu2 dan sehat. Sebagian besar dari kita akan merasa sangat beruntung memiliki 2 anak tadi. Tapi tidak bagi si wanita sial tadi. Karena 2 anak lucu tadi tidak ada dalam pikiran si wanita, yang otaknya sudah penuh dengan “kesialan”. Latihan yang diberikan Wiseman untuk orang2 semacam itu adalah dengan membuat “Luck Diary”, buku harian keberuntungan. Setiap hari, wanita tadi harus mencatat hal-hal positif atau keberuntungan yang terjadi. Mereka dilarang keras menuliskan kesialan mereka. Awalnya mungkin sulit, tapi begitu mereka bisa menuliskan satu keberuntungan, besok-besoknya akan semakin mudah dan semakin banyak keberuntungan yg mereka tuliskan. Dan ketika mereka melihat beberapa hari kebelakang Lucky Diary mereka, semakin mereka akan sadari betapa mereka beruntung. Dan sesuai prinsip “law of attraction”, semakin mereka memikirkan betapa mereka beruntung, maka semakin banyak lagi lucky events yang datang pada hidup mereka. Jadi, sesederhana itu rahasia si Untung. Ternyata semua orang juga bisa beruntung. Termasuk Anda.Siap mulai menjadi si Untung? First Open your Mind and Enjoy your life. 

Paradigma Kultur dibalik Topeng Budaya

Kamis sore yang cerah, suara hiruk pikuk kesibukan kantor diselingi suara canda dan tawa para karyawan asik tenggelam dalam obrolan dan cerita. Beberapa karyawan terlihat seru nonton permainan “nine ball”. (di tengah ruang kantor terdapat meja bilyard, yang dengan alasan sebagai olah-raga, maka sah-sah saja dimainkan walau pada jam kerja.

Itulah suasana kantor tempatku bekerja, Interamente Intorno al Mondo News yang sering di sebut IIMN, salah satu harian international berbahasa Italy terbesar di Hungaria. Dengan lokasi hanya satu blok dari Chain Bridge, tepat di pusat kota Budapest, tentunya IIMN berada di lokasi strategis dengan pemandangan taman belakang yang indah.

Kriing kriing, telepon di mejaku berdering yang dengan sigap langsung ku angkat.

“Hello”

“Hai Hans, aku ada Pizza nih, kalo kamu mau, ayo kita makan bersama” terdengar suara Gretz di seberang.

“Oke” sahutku dan kemudian telepon kututup.

Dengan langkah ringan aku berjalan ke tempat Gretz, yang memang hanya berjarak beberapa langkah dari ruanganku.

“Nih, ayo dimakan.” ujar Gretz sembari menyodorkan piring berisi (separo) Pizza ke arahku.

“Ayo makannya bareng dong.” ujarku sambil mulutku mengunyah potongan makanan kesukaanku itu.

“Ah enggak, aku udah kenyang.”

“Lho?”

“Iya, tadi aku udah makan, aku Cuma mau kamu bantu habisin, tadi udah di bantu sama Frans dan Scarlet tapi gak habis juga!”

GGRRMMM..

Emosiku naik, aku merasa terhina sekali. Di Tuclea, tempat asalku, hal seperti ini bisa memicu Mafioso-Guerra (perang antar geng). Dimana akan di anggap sangat menghina memberikan sisa makanan di piring yang sama, jika yang memberi tidak ikut makan bersama di piring tersebut, apalagi itu “sisa” makan dua orang lain pula sebelumnya. Untuk melampiaskan emosi, mungkin akan ku lempar makanan itu ke mukanya, mungkin juga harus ku tampar sekalian. Tapi aku hanya bisa tersenyum mendapati kenyataan seperti ini. Aku pikir mungkin di daerah asal Gretz ini adalah hal lumrah yang bahkan mungkin salah satu cara “menghargai” seseorang. Gretz berasal dari Iasi, kota kecil dekat Constanta – Rumania, yang mempunyai pemandangan bagus ke Black-Sea, danau yang sangat besar sehingga sering di sebut laut.

Hal seperti ini juga pernah menimpa salah seorang manager kami, Mr Wise, ketika beliau di tawarkan sisa spaghetti olet Mr Lucky Lonely, salah satu petinggi kantor dengan cara yang ‘luar biasa’. Aku sebut luar biasa karena harus berteriak dari meja depan kearah kami sehingga seisi kantor bisa mendengar dan menjadi sangat mengerti ‘kebaikan’ hati sang Bos.     

Iklim seperti diatas telah menjadi fenomena biasa tatkala tata-krama & sopan-santun kehilangan integritas terbawa arus budaya tanpa kultur.

Suatu ketika aku lagi dalam perjalanan dan mendapat telepon dari rekan di kantor yang menganjurkan agar kami tidak makan siang di luar karena di kantor ada yang ber-ulang-tahun dan mengadakan acara makan bersama. Dan kebetulan yang punya acara adalan Sang-bos. Bertapa terperangah kami sesampainya di kantor kami di suguhi Lunch-box berisi spaghetti Satu-untuk-berdua. Iya, satu box untuk dua orang dalam arti yang sebenarnya. Agak lucu tapi sekali lagi ini mungkin cara untuk saling berbagi, saling menghormati, saling menghargai, to share everything together, kepada siapa yang patut menerima.

Great deal.

Ha ha ha, mengingat semua itu bisa membuat aku tertawa terbahak-bahak. Kami jadi ‘mempunyai’ cerita-cerita lucu untuk bahan obrolan di kemudian hari.

Bentang budaya beragam kultur dan Community bisa memberikan banyak hal baru dan membuka mata kita. Agree to be dis-agree – setuju untuk suatu perbedaan.

 TTR

Inspirational of Leadership

INSPIRATIONAL OF LEADERSHIP

Kita harus bisa menarik perhatian orang lain untuk mengikuti kita. Entah itu posisi anda, kredibilitas anda, atau kemampuan anda.

Anda bisa menarik banyak pengikut dengan jabatan atau posisi anda. Ini tingkat kepemimpinan yang paling bawah. Mereka hanya mengikuti dan patuh kepada anda karena jabatan anda. Singkatnya, karena anda atasan mereka, mereka patuh.

Posisi berikutnya adalah kredibilitas anda. Jika anda memiliki kemampuan maka bawahan akan menaruh hormat kepada anda. seperti contoh seseorang yang memimpin sebuah bengkel motor terkenal, dimana para tukang yang bekerja disana sangat hormat kepadanya karena ia sangat mahir memperbaiki motor, dan setiap tahun ia belajar ilmu mesin baru di Jepang.

Posisi yang paling baik adalah saat anda mampu berproduksi seperti yang diharapkan. Dengan kemampuan ini anda sangat menunjang jalannya roda kepemimpinan anda. Anda tidak saja konseptor, tetapi juga pelaku. Tentu saja, semakin tinggi jabatan anda, semakin sedikit pekerjaan teknis yang anda lakukan, tetapi anda tetap produktif.

seorang pemimpin artinya seseorang yang harus memercayai dan meyakini apa yang dilakukannya.
Seperti satu tulisan yang ada di dinding kantor family church kota perth, australia barat : ” A LEADER IS SOMEONE WHO KNOWS THE WAY, GOES THE WAY, AND SHOWS THE WAY.”
Saya setuju sekali bahwa seorang pemimpin haruslah orang yang tahu jalan, sudah pernah menjalani jalan itu sendiri, dan memimpin orang untuk mengikuti jalan itu.

Seorang pemimpin harus tahu jalan. Jika ia sendiri tidak tahu jalan, bagaimana ia memimpin orang lain ke arah tujuan yang telah ditetapkannya?

Seorang pemimpin yang baik harus menatap ke langit. Ia tahu persis dari mana sumber kekuatannya. Tanpa Tuhan, ia seperti ranting yang terlepas dari pokok anggurnya. Ranting demikian, tidak saja tidak mungkin berbuah, tetapi juga dikumpulkan hanya untuk dibakar. Sebaliknya, orang yang menyadari dirinya sendiri tidak mampu tanpa berkat dan hikmat Tuhan, ia akan selalu memohon petunjuk-Nya dalam setiap langkah strategis maupun taktis yang ia perbuat. Dan jika orang-orang melihat pemimpin yang demikian, mereka akan rela menjadi pengikutnya.

Seorang pemimpin harus :
1. Mampu menarik banyak orang untuk menjadi pengikut.
Orang yang tidak memiliki pengikut tidak bisa kita sebut pemimpin. Siapa yang
ia pimpin? Namun, ada satu hal yang menarik. Sebelum seorang pemimpin mampu
memimpin orang lain, ia harus bisa memimpin dirinya sendiri.Kalau ia berkeluarga,
ia harus bisa menjadi imam dalam rumah tangganya. Bagaiman ia bisa memimpin
banyak orang yang bukan apa-apanya jika dia tidak mampu memimpin keluarganya
sendiri.
2. Memiliki pengaruh.
Tanpa pengaruh, ia tidak mungkin memengaruhi orang lain untuk mengikutinya. saya
rasa disinilah titik baliknya. Apakah pengarunya baik atau tidak. Jika
pengaruhnya buruk, ia bisa membawa pengikutnya untuk “mengikuti jalan yang
disangka lurus, padahal ujungnya menuju maut”. Sebaliknya jika ujungnya baik, ia
akan membawa pengikutnya menemukan damai sejahtera yang sejati. Ia bisa menjadi
Adolf Hitler yang memimpin Nazi Jerman berperang melawan banyak negara di dunia
karena ambisi pribadi atau menjadi seorang Alfred Nobel yang namanya dikenang
sebagai sang pemberi Nobel Perdamaian. Ia dapat menjadi seperti lucifer yang
memimpin sepertiga malaikat untuk memerangi kebenaran atau mengikuti jejak Sang
Kebenaran, yaitu Tuhan Pemimpin Sejati.
3. Selalu menatap langit
Berarti seorang pemimpin mampu melihat kesempatan di balik kesempitan. Ia juga
mampu mendeteksi pelangi peluang di atas awan rintangan. Ia mampu melihat hujan
berkat tercurah dari awan hitam kelabu. Seorang pemimpin demikian mampu
mengatasi hambatan untuk maju.

Jadi, seorang pemimpin yang baik adalah orang yang tidak dikalahkan oleh keadaan, tetapi yang bisa mengatasi keadaan. Ia seperti elang yang tidak dihantam jatuh oleh badai, tetapi justru memakai kekuatan angin itu untuk terbang lebih tinggi.

Refleksi diri :

Apakah anda dan saya sudah menjadi seorang pemimpin saat ini? baik dalam keluarga, perusahaan tempat kita bekerja, kehidupan sosial/pergaulan/pertemanan, dan dimana pun kita berada dan ditempatkan Tuhan, percayalah kita dapat menjadi berkat yang besar untuk banyak orang melalui kepemimpinan kita.

Ujilah dan koreksi lah diri anda, apakah pengaruh yang kita berikan sebagai seorang pemimpin kepada orang lain baik atau buruk?

Adakah yang dapat kita teladani dari pemimpin di tempat kita bekerja, jika ada belajarlah dari mereka terus menerus, jika tidak-STOP menghakimi orang, tapi siaplah untuk menjadi pemimpin selanjutnya yang membuat perubahan besar di kantor anda dengan tetap menatap langit.

Apakah anda cukup puas dengan keadaan diri anda sekarang? Seorang pemimpin besar memulai sesuatu dari bawah, mengalami proses pembentukan yang keras dan sakit untuk mencapai posisi terbaik dari kepemimpinan. Tidak ada yang mudah dan instant,,, jangan pernah berharap mendapatkan semuanya dengan memetik jari tapi berjuang dan berusahalah sambil terus berdoa.

Pertanyaannya : Maukah anda dan saya ditempa dari besi yang tak berharga menjadi
emas yang bernilai untuk maksud dan tujuan yang mulia.
Semua keputusan di tangan anda dan saya,,,,
Bersiaplah untuk menjadi seorang pemimpin yang Tuhan rencanakan
bagi kita sebelum semuanya ada.

love & peace

“b”